Cerita PSK Layani 2 Pria Semalam, Awalnya Berhubungan Intim dengan Pacar Hingga dengan Lelaki Lain


Sejumlah wanita muda terjerumus ke dunia prostitusi online.

 

Banyak hal yang melatar belakangi, sehingga wanita muda pilih menjadi pemuas nafsu lelaki hidung belang.

 

Mereka rela tubuhnya dinikmati pria hidung belang yang sudah memesannya memalui layanan media sosial.

Tarif sekali kencan yang ditawarkan pun beragam, dari ratusan ribu hingga puluhan juta. Tak sedikit diantara para pekerja seks komersial ( PSK ) ini bertobat dan hidup normal seperti wanita lain. Seperti yang dialami wanita berusia 26 yang pernah menempuh pendidikan perguruan tinggi di wilayah Semarang ini.

 

Sebut saja Bunga (bukan nama sebenarnya) yang terjerumus dalam lembah prostitusi online sejak masih duduk dibangku kuliah.

 

Bunga mengaku pertamakali berhubungan intim saat menginjak sementer 2 bersama pacarnya.

 

Ia pun menjadi sering berhubungan badan dengan pacar sejak saat itu.

Namun, hubungan asmara dengan sang pacar kandas ditengah jalan.

 

Sehinggam Bunga merasa perlu melampiaskan hasrat nafsunya kepada seseorang.

Terlebih saat itu ia butuh uang untuk membayar kuliah dan kebutuhan hidupnya.

"Bapak ibu di kampung halaman belum bisa memenuhi kebutuhan saya di kota. Apalagi kadang saya telat bayar kuliah, karena kondisi ekonomi orangtua.

 

Sempat malu dengan teman-teman. Makanya saya sempat ditawari teman untuk mencoba menjual diri. Tapi ajakan itu tidak langsung saya iyakan," ucapnya dikutip TribunnewsBogor.com dari Tribun Jateng.

 

Awalnya, Bunga hanya berani melakukan VCS (video call sex) atau mengirim foto-foto bugilnya kepada pria hidung belang yang ia kenalnya melalui media sosial.

 

Sebagai gantinya, Bunga mendapatkan pulsa sesuai tarif yang sudah dia atur.

 

"Lumayanlah untuk tambah-tambahan di sini. Tapi itu pun hanya di saat tertentu saja. Tidak rutin tiap hari," katanya.

 

Singkat cerita, Bunga pun lulus menyelesaikan kuliahnya tersebut.

Setelah lulus kuliah, Bunga berusahan mencari pekerjaan keberbagai perusahaan untuk menopang hidupnya.

Namun, lamaran pekerjaan yang ia kirim tak kunjung membuahkan hasil hingga setahun lamanya.

Bunga pun akhirnya mencoba jual diri di media sosial.

 

Menurut Bunga, ia tidak sembarang menerima lelaki yang mengajaknya berkencan diatas ranjang.

"Saya awalnya pilih-pilih. Tidak semua orang yang mengajak saya kencan, saya iyakan.

 

Cenderung pilih yang masih muda-muda. Soalnya masih takut kalau ada apa-apa. Setidaknya cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan bayar kos," jelasnya.

 

Dalam semalam, Bunga hanya membatasi maksimal dua pria orang hidung belang saja.

 

Media yang dia gunakan untuk mejual diri yakni melalui aplikasi MiChat maupun Twitter.

 

Ia pun mengkau hanya memberikan layanan kencan singkat atau biasa disebut short time kepada pelanggannya di kamar hotel.

 

Tarif yang ditawarkan sekali short time seharga Rp 700 ribu.

 

"Saya masih tidak berani long time. Hanya sort time saja. Itupun eksekusinya di hotel tertentu, karena saya juga ingin jaga keamanan diri. Sekali ST (short time) saya tarif Rp 700 ribu maksimal durasi 1 jam.

Pembayaran juga saya lakukan saat ketemu atau COD, biar pelanggan tidak menganggap saya penipu," ujar wanita yang kini berusia 26 tahun ini.

 

Namun, seiringnya berjalan waktu, lamaran pekerjaan yang ia sebar rupanya direspon oleh sebuah perusahaan swasta di wilayah Kota Semarang.

 

Saat itu, ia pun bekerja di perusahaan tersebut untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Meski kerap mejajakan diri sebagai PSK online, namun penampilan Bunga sehari-hari tak menunjukan dandanan yang seronok.

 

Bahkan, pakaian yang digunakan sehari-hari cenderung sopan.

 

"Jujur tidak ada yang tahu saya seperti ini. Termasuk orangtua saya juga.

 

Tapi sejak saya sudah kerja, agak mengurangi menjual diri di medsos.

 

Itupun kalau saya lagi butuh uang tambahan atau enggak capek, baru mau Booking Out (BO). Apalagi saat ada corona, agak hati-hati," imbuh Bunga.

Ia mengaku ingin hidup normal seperti wanita lain yang mempunyai anak dan suami.

 

Bahkan, saat ini ia tengah menggeluti usaha jualan pakaian secara online.

 

Media sosial yang ia miliki dimanfaatkan untuk memasarkan pakaian yang ia jual.

 

"Sekarang saya justru sedang fokus jualan baju di medsos," katanya.

 

Menurutnya, hal itu dilakukan agar bisa menghindari jerat prostitusi online yang selama ini dijalaninya.

 

Biar punya kesibukan lain dan terlepas dari jerat prostitusi.

 

Saya hanya ingin hidup normal, menikah, dan membesarkan anak-anak dengan baik," kata dia.

 

Bunga mengaku saat ini sudah jarang membuka layanan BO di medsos.

 

Alasannya sederhana, karena dia kini sudah mendapatkan pekerjaan dan takut corona.

 

Sehingga ia lebih memilih menghindarinya.

 

"Masih takut kalau harus open BO lagi," tandasnya.

close